Kiat Menyewa Jasa Tukang Bangunan (Bag Kedua)


Saat membangun rumah, kita memerlukan tukang dan mandor. Ada dua sistem biasanya yang digunakan, yaitu sistem upah harian atau borongan. Kedua sistem ini mempunyai kekurangan dan kelebihan; alasannya yakni hal itu tergantung dari cara kerja tukang dan pemahaman kita perihal tata kerja dan tahapan dalam membangun rumah.
Harus kita sadari, bila pemahaman kita kurang, terlebih kita tidak mempelajari dulu, menyewa jasa tukang bangunan dengan sistem yang salah sanggup menciptakan biaya menjadi bengkak. Ada yang menggunakan upah borongan, namun hasil kerjanya mengecewakan. Ada juga yang menggunakan tenaga harian, namun tukangnya bekerja lamban dan terkesan ia hanya menghitung jam.
Berikut ini beberapa kiat untuk memahami hal-hal dasar perihal permasalahan dalam menyewa jasa tukang bangunan. Tulisan ini yakni bab kedua dari Kiat Menyewa Jasa Tukang Bangunan.
KetigaBeberapa pekerjaan yang sanggup dilakukan secara berurutan.
1. Pemasangan sloof beton dilakukan sehabis pemasangan pondasi batu.
2. Pekerjaan plesteran dilakukan sehabis pemasangan bata.
Selain harus cermat mengenali katagori pekerjaan di atas, Anda harus cerdik menentukan tukang berpengalaman, lantaran yang akan menentukan kualitas dan kerapian pengerjaan rumah Anda yakni para pekerja alias tukang. Kesalahan menentukan tukang akan menciptakan hasinya mengecewakan dan ini sering terjadi pada proyek pembangunan rumah pribadi.
Untuk problem ini, sebelum mempekerjakan mereka, Anda sebaiknya menerima rekomendasi dari orang yang mempekerjakan mereka sebelumnya atau melihat mereka bekerja di kawasan lain.
Setelah mendapatkan pilihan, tahapan Anda melaksanakan perundingan apa Anda akan menggunakan sistem upah harian ataukah borongan.
Perbandingan sistem harian dengan sistem borongan dibawah ini sanggup Anda jadikan pertimbangan.
  • Upah sistem borongan lebih murah daripada harian.
  • Namun, pekerja borongan terkadang kurang memperhatikan kerapian, lantaran ingin mempercepat waktu selesai.
  • Pekerja harian terkadang bekerja lamban, untuk memperbanyak jumlah hari kerja.
  • Pekerja harian sanggup lebih hemat, hal ini bila Anda sanggup melaksanakan pengawasan setiap hari.
  • Pekerja borongan sanggup bekerja rapi bila Anda melaksanakan pengawasan ketat. Tentu Anda harus tahu dulu tatacara dan tahapan serta kategori pekerjaan.
  • Terakhir, bila hasil yang kurang memuaskan dan Anda harus tetapkan untuk memberhentikan, pekerja harian lebih gampang diberhentikan.
Jika tetapkan untuk menggunakan sistem upah harian, Anda harus cerdik membaca pekerjaan dan kebutuhan terhadap pekerja. Ada beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan banyak pekerja dan ada yang hanya memerlukan sedikit pekerja.
Selain menggunakan tukang ahli, Anda memerlukan tenaga pembantu (kenek). Untuk lebih hemat, Anda sanggup menggunakan rumus 1 kenek untuk 2 tukang dan rumus hasil rata-rata satu pekerja per-hari sebagai berikut.
  • Pasangan watu pondasi : 3 m³ – 4 m³
  • Pasangan bata : 3 m³ – 5 m³
  • Plesteran dinding : 3 m³ – 4 m³
  • Pemasangan plafon : 7 m³ -10 m³
  • Pengecatan : 17 m³ – 20 m³
Dengan mengetahui rumus diatas, Anda sanggup tetapkan apa akan menggunakan tukang harian atau tukang borongan.
Namun, ada cara yang lebih gampang terutama untuk Anda yang sibuk dan hanya punya sedikit waktu, yaitu dengan menyerahkan kepada seorang kontraktor yang Anda percaya dan telah ketahui hasil kerjanya.
Anda hanya tinggal menunggu balasannya atau dengan ungkapan lain; tinggal mendapatkan kunci. Hal ini lebih gampang dan mungkin lebih mahal dari sisi materi, tetapi Anda terbebas dari kerepotan di atas.
Bagaimana, menarik bukan? Semoga bermanfaat dan selamat memilih  Kedua sistem ini mempunyai kekurangan dan kelebihan Kiat Menyewa Jasa Tukang Bangunan (Bag Kedua)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kiat Menyewa Jasa Tukang Bangunan (Bag Kedua)"

Post a Comment